Profil Desa Pagentan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pagentan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Pagentan, pusat pemerintahan Kecamatan Pagentan di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dikenal dengan sejarahnya yang kaya, desa ini bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan, serta memiliki potensi pengembangan sebagai gerbang menuju destinasi wisata da
-
Pusat Administratif dan Perekonomian
Sebagai ibu kota Kecamatan Pagentan, desa ini menjadi simpul utama layanan pemerintahan, pendidikan, dan aktivitas perdagangan yang melayani 15 desa lain di sekitarnya.
-
Lahan Pertanian Subur
Berada di kawasan dataran tinggi, Desa Pagentan memiliki lahan pertanian yang produktif, menjadi basis ekonomi utama bagi mayoritas penduduknya melalui budidaya tanaman hortikultura dan palawija.
-
Warisan Sejarah dan Pemerintahan yang Panjang
Desa Pagentan mempunyai catatan sejarah yang terperinci, dari masa kekuasaan Kademangan di bawah Kerajaan Mataram hingga struktur pemerintahan modern yang berkelanjutan.

Terletak di tengah lanskap perbukitan yang subur, Desa Pagentan tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tetapi juga merupakan episentrum kegiatan ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitarnya. Dengan sejarah yang mengakar kuat dan potensi sumber daya alam yang melimpah, desa ini menampilkan wajah sebuah wilayah yang dinamis, terus beradaptasi dengan tuntutan zaman seraya memelihara warisan budayanya. Keberadaannya sebagai ibu kota kecamatan menjadikannya titik strategis dalam peta pembangunan regional, menghubungkan potensi pedesaan dengan akses layanan yang lebih luas.
Data terbaru dari pemerintah desa per Juni 2025 menunjukkan vitalitas demografis yang menjadi modal utama pembangunan. Didukung oleh pemerintahan yang aktif di bawah kepemimpinan Kepala Desa Abdul Kohar, Desa Pagentan terus berupaya mengoptimalkan sektor pertanian dan perdagangan sebagai tulang punggung kesejahteraan warganya. Artikel ini akan mengulas secara mendalam profil Desa Pagentan, dari kondisi geografis, demografi, hingga potensi tersembunyi yang menjadikannya salah satu desa kunci di Kabupaten Banjarnegara.
Geografi dan Struktur Kependudukan
Desa Pagentan secara geografis terletak di kawasan dataran tinggi Kabupaten Banjarnegara, sebuah posisi yang memberikannya hawa sejuk dan tanah yang subur. Berdasarkan data resmi pemerintah desa, luas wilayah Desa Pagentan yaitu ± 369,6 hektare atau setara dengan 3,7 kilometer persegi. Wilayah ini dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, baik untuk pemukiman maupun lahan produktif.
Secara administratif, Desa Pagentan memiliki batas-batas yang jelas dengan wilayah sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Kasmaran. Di sisi selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Metawana. Batas sebelah barat ialah Desa Plumbungan, sementara di sebelah timur, Desa Pagentan berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Wonosobo, menjadikannya salah satu gerbang perbatasan bagi Kabupaten Banjarnegara.
Sebagai ibu kota kecamatan, Desa Pagentan menjadi pusat bagi 16 desa di Kecamatan Pagentan, yang memiliki total luas wilayah 46,19 kilometer persegi. Jaraknya dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara sekitar 27 kilometer, dapat diakses melalui jalur transportasi darat yang memadai.
Menurut data kependudukan termutakhir yang dirilis situs resmi desa pada Juni 2025, jumlah penduduk Desa Pagentan tercatat sebanyak 5.322 jiwa. Komposisi penduduknya relatif seimbang, terdiri dari 2.688 penduduk laki-laki dan 2.634 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah sekitar 3,7 kilometer persegi, kepadatan penduduk Desa Pagentan mencapai angka 1.440 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah desa, menandakan perannya sebagai pusat permukiman dan aktivitas di wilayah kecamatan.
Sejarah dan Sistem Pemerintahan
Sejarah Desa Pagentan tercatat dengan baik dalam arsip lokal, mengisahkan asal-usul nama hingga jejak kepemimpinan dari masa ke masa. Menurut penuturan yang diwariskan secara turun-temurun dan didokumentasikan oleh pemerintah desa, nama "Pagentan" berasal dari penemuan sebuah benda bersejarah berupa genta, atau lonceng sapi. Kata "Pagentan" sendiri diyakini merupakan gabungan dari pa- yang dalam bahasa Jawa berarti tempat dan genta, sehingga bermakna "tempat ditemukannya genta".
Pada era lampau, wilayah ini merupakan sebuah kademangan yang berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram. Pemimpin pertamanya yang tercatat dalam sejarah lokal ialah Ki Demang Ronggo. Estafet kepemimpinan kemudian berlanjut melalui serangkaian pemimpin suku hingga akhirnya struktur pemerintahan desa yang lebih modern terbentuk. Kepala desa pertama yang tercatat bernama Dirman, yang kemudian dilanjutkan oleh nama-nama pemimpin lainnya seperti Partareja dan Pringgo Sudarma, yang dikenal sebagai pemimpin yang berwibawa.
Kini, sistem pemerintahan Desa Pagentan berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintahan desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang saat ini dijabat oleh Abdul Kohar. Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi), serta kepala dusun yang mengelola wilayah administratif lebih kecil. "Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang transparan dan akuntabel kepada seluruh warga," ujar Abdul Kohar dalam sebuah kesempatan, menekankan fokus pemerintahannya pada peningkatan kualitas layanan publik dan pembangunan infrastruktur. Struktur organisasi yang solid ini memungkinkan implementasi program pembangunan, dari pengelolaan dana desa hingga inisiatif pemberdayaan masyarakat, berjalan secara efektif.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Perekonomian Desa Pagentan ditopang oleh tiga pilar utama: pertanian, perdagangan, dan jasa. Sebagai daerah dengan lahan yang subur, sektor pertanian menjadi fondasi utama yang menghidupi sebagian besar penduduk. Komoditas yang banyak dikembangkan mencakup tanaman hortikultura seperti sayur-mayur, buah-buahan, serta tanaman palawija. Di tingkat kecamatan, sektor pertanian bahkan menyumbang porsi terbesar dalam penggunaan lahan, yang didominasi oleh tegalan dan kebun.
Posisi Desa Pagentan sebagai ibu kota kecamatan secara alami mendorong berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Pasar desa menjadi pusat aktivitas ekonomi, tempat para petani menjual hasil panennya dan masyarakat dari desa-desa sekitar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbagai toko kelontong, warung makan, dan penyedia jasa lainnya tumbuh subur, menciptakan perputaran ekonomi yang dinamis. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Pagentan Dalam Angka", keberadaan fasilitas perdagangan merupakan salah satu indikator penting kemajuan ekonomi di wilayah ini.
Selain itu, potensi di bidang peternakan juga mulai dikembangkan, sejalan dengan program pemerintah daerah Banjarnegara yang mendorong budidaya Domba Batur (Dombat). Beberapa warga juga mulai melirik sektor perikanan air tawar sebagai sumber pendapatan alternatif. Di tingkat regional, kawasan Pagentan juga dikenal memiliki potensi energi panas bumi (geotermal), meskipun pengelolaannya berada di tingkat korporasi dan pemerintah pusat. Keberagaman sumber daya ini memberikan resiliensi ekonomi bagi masyarakat desa dalam menghadapi berbagai tantangan.
Infrastruktur, Sosial, dan Budaya
Sebagai pusat kecamatan, Desa Pagentan memiliki infrastruktur dasar yang relatif lebih lengkap dibandingkan desa-desa lain di sekitarnya. Akses listrik telah menjangkau sebagian besar rumah tangga, dan fasilitas internet, terutama di kantor desa, telah tersedia untuk mendukung administrasi digital. Berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) 2024, desa ini terus menunjukkan kemajuan dalam Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL).
Di bidang kesehatan, terdapat Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif memberikan layanan kesehatan ibu dan anak. Pemerintah desa juga aktif bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk mengadakan program deteksi dini penyakit tidak menular dan skrining kesehatan jiwa. Akses terhadap sanitasi yang layak, seperti penggunaan jamban pribadi, juga menjadi salah satu fokus pembangunan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Dalam kehidupan sosial, semangat gotong royong masih menjadi bagian dari budaya masyarakat. Kegiatan kerja bakti dan tradisi saling membantu dalam hajatan merupakan pemandangan yang lazim. Di bidang budaya, meskipun tidak memiliki ikon budaya yang menonjol secara spesifik di tingkat desa, Pagentan menjadi bagian dari kekayaan budaya Banjarnegara yang lebih luas. Kesenian tradisional seperti yang ada di desa-desa tetangga berpotensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata budaya pendukung. Pemerintah desa bersama masyarakat juga menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi, salah satunya melalui program pembangunan hunian tetap bagi korban bencana tanah longsor, yang menandakan kuatnya solidaritas warga.
Sebagai gerbang menuju berbagai destinasi wisata di dataran tinggi Banjarnegara, seperti Curug Sikopel di Desa Babadan atau potensi pendakian Gunung Lumbung di Desa Karekan, Desa Pagentan memiliki prospek cerah. Dengan terus memperkuat fondasi ekonomi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memelihara stabilitas sosial, Desa Pagentan berpeluang besar untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.